jogging di Bunker Jepang

Ahad, 20 Februari 2011, hari ini sedang diadakan TC bareng anggota Workshop FT-UH. Seperti biasa, tiap TC aku tak pernah bisa datang tepat waktu at 6 o’clock, aku datangnya jam 7.30 disaat semua orang sudah mulai berlari pagi, aku datang dengan motor legendaku ;)

Untungnya saja, bukan hanya aku yang ketinggalan TC pagi itu, ternyata Cha, mala, K’Aan, K’dini dan K’hera juga menjadi peserta jam 7 pagi akhirnya mengalihkan TC hari ini dengan bermain perahu disekitaran Unhas, pasti bingung kan?? Emang ada perahu di dekat Unhas???

setelah berembuk, akhirnya kami ke lokasi tujuan tetap dengan menggunakan motor, walau niatnya mau TC, tapi aku pribadi tetap keukeh untuk membawa motor dengan alasan “nanti klo pulang jalann kaki panas sekali kak, lagian jauh tempatnya jg” *berbohong dikit, soalnya lagi malas lari pagi :p

Formasi awal kami hanya beranggotakan 5 orang, menuju dermaga Lakkang, di danau kera-kera. Jujur saja, saya pribadi belum pernah ke desa Lakkang, biasanya hanya tertahan di demarga ini melihat air dan tanaman bakau serta perahu dan para pemancing di tepian danau. Karena merasa peserta hari ini sangat sedikit, Akhirnya kami pun mengajak 3 orang peserta yang berhasil TC yaitu Ari, Ariel dan K’wando untuk mengikuti kami. Hihihi

ini dermaga di danau kera-kera

sebelum berangkat :p

seperti tak bergerak ya?? haha..

yang ini perahunya milik pribadi tidak disewakan

berpapasan dengan perahu penumpang lain

Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 menitan, akhirnya kami sampai di desa berprestasi Lakkang. Pemandangan awal yang kalian jumpai pada saat mendapati dermaga yaitu hamparan sawah disebelah kanan dan empang tempat memancing ikan disebeah kiri.

Selamat Datang di Desa Lakkang

ada empangnya

sawah juga ada




Setelah melewati sawah dan empang, akhirnya kita akan melihat sebuah gerbang masuk desa. Suasananya betul sangat desa, rumah-rumah tersusun rapi, banyak pohon bambu serta tanah lapang. Awalnya kami sempat bingung, setelah naik perahu our destination selanjutnya apa?? Maklum karena dadakan, masih kurang jelas kami mau ngapain. Untung saja si Cha bawa Kamera dan kami memutuskan untuk keliling desa sambil poto-poto..

gerbang masuk desa, kerjasama dengan XL, *bukan iklan yah*

Bambunya rindang sekali

masih banyak tanah lapang disini

Namun ternyata di desa ini ada sebuah situs bersejarah yang baru saja aku ketahui. Di desa ini terdapat 7 buah Bunker peninggalan Jepang dan hanya tersisa 2 bunker yang masih utuh. Kata seorang bapak penghuni desa tersebut, bunker ini merupakan bunker yang masih bagus diantara semuanya dan masih akan di gali lagi karena ternyata di dalam bunker tersebut masih ada ruangan dan tangga ke ruangan bawah tanah, yang entah terhubung kemana. Mungkin saja terhubung dengan ke enam bunker lain yang sudah rusak. Tapi entah kapan mereka akan menggali bunker tersebut. Sekarang bunker ini hanya ditempati anak-anak desa untuk bermain. Kak Wando, Ari dan Ariel yang sempat masuk ke dalam bunker bilang di dalamnya luas tapi agak gelap, ya iyalah namanya saja bunker ruang bawah tanah, hanya mengandalkan cahaya matahari dari pintu masuk bunker tsb. Eh, tapi ngomong-ngomong para penjajah Jepang dulu memakai pencahayaan apa ya? Trus, kenapa juga desa lakkang ini menjadi tempat terpilihnya mereka untuk membuat ruang bawah tanah untuk persembunyian? Padahal desa ini bias dibilang terpencil dan tidak semua masyarakat Makassar tahu. Aku saja setelah 20 tahun tinggal di Makassar dan 3 tahun kuliah di Unhas baru tahu kalau ada pulau di dekat unhas dan situs bersejarah penginggalan Jepang. Hehehe….

cuman bunker ini yang paling utuh

pintu masuk pertama bunker tampak dari samping

ini dia jalan masuknya, hanya muat satu orang
yang ini pintu masuk yang lain, agak besaran dikit


tapi tetap saja muatnya cuman satu orang

Setelah puas berpoto-poto di desa, jalan pagi tak jelas namun bermanfaat karena dapat informasi terbaru, akhirnya kami pun kembali ke Unhas eh maksudnya ke gedung FT-UH tempat kami anak worshop bersemayam. Hahaha…

waktunya pulang

ini dermaga di desa lakkang

kembali menumpangi perahu :)

Dan TC kali ini bertemakan TC Perahu, kenapa??? Karena awal kami berkumpul untuk berlari keliling Unhas namun yang terjadi malah tidak sesuai dengan niat awalnya.. ckckck…

Oia, pasti pada bertanya-tanya desa lakkang itu dimana?? Desa lakkang ini berada tidak jauh dari kampus unhas. Maksudnya untuk mengakses desa ini kita harus menlewati kampus Unhas Tamalanrea terlebih dahulu karena dermaga penyebrangan ke desa ini hanya ada satu yaitu di Danau Kera-kera belakang poltek Unhas, dan berada di kawasan kebun pembelajaran Fakultas Pertanian bahasa kerennya TEACHING FARM. Biaya sewa perahunya pun terbilang cukup murah Rp 2000 untuk sekali penyebrangan dan tersedia 3 perahu yang stand by setiap saat. Kalau masih bingung, bertanya saja sama pak Satpam Unhas dimana letak Danau kera-kera *bukan danau Unhas di samping mesjid kampus yah :p*

1 komentar:

  1. terima kasih postinagnnya.. sya baru tau tntng desa ini slma sya tnggl d mkssar sejak 97'

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.