Karena Sikap Kita Tidak Bisa Berbohong

Beberapa hari yang lalu, disebuah cafe, Saya dan Kawan sedang berbincang-bincang. Hari itu saya sedang ada masalah. Dia adalah tempat saya menceritakan segala hal tentang apa yang saya alami. Dengan gaya khasnya, dia selalu menghibur saya, selalu sabar menghadapi saya, dia adalah teman baku gea saya yang bijak dan baik hati dan akan selalu kusayangi (ceilehhh.. syahduna deh #blush). Ketika saya mengatakan "Baikan ma", dia tidak mempercayai perkataan saya karena dia tahu saya sedang berbohong. Namun tidak dengan tingkah laku, senyum, tawa, serta saya kembali menjahilinya adalah bukti bahwa saya benar-benar sudah baikan. hihihi...

Yap.. Perilaku, sikap, tingkah laku, perbuatan yang menunjukkan diri kita apakah kita sedang sedih atau senang ini tidak akan bisa berbohong. Beda halnya dengan mulut yang gampang bersilat lidah.

Kembali teringat quote tentang Ikhlas







So guys, jika kalian benar-benar ikhlas, ayo tunjukkan dengan perbuatan kalian. 
Percuma deh berkoar-koar saya ikhlas, saya baik-baik saja, saya senang kok, saya bahagia, move on ma (upss... :p), namun perbuatan yang kita tunjukkan itu berbeda dengan apa yang kita katakan di atas.

Ingat lah Talk Less Do More !!!

Apa yang akan kamu lakukan jika menemukan dompet/uang dijalanan???

Pagi ini, ketika pulang dari membeli bohlam di toko elektronik depan kompleks, saya menemukan selembar uang 5.000 terlipat-lipat di jalanan. Spontan saja saya lalu memungut uang tersebut. Apa yang akan saya lakukan selanjutnya dengan uang tersebut? Apakah saya akan membelanjakannya atau memasukkannya ke kotak amal mesjid? :D

Teringat kejadian yang pernah saya alami. Bahwa hukum karma itu ada.. Apa yang kau perbuat akan mendapatkan balasannya. Dan apalagi  Allah SWT telah mengingatkan dalam Al Qur’an bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan akan mendapat balasan dari-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al Zaljalah : 7-8  “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzarahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan sebesar  dzarahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya juga“.

***

Tahun 2009

Hari itu saya dengan kakak saya; Dyla baru saja pulang dari rumah nenek. Seperti biasa untuk mencapai rumah kami harus melewati pasar Antang. Saya yang mengemudikan motor melihat sebuah dompet tergeletak di tengah jalan depan pasar Antang. Entahlah, naluri saya menyuruh saya untuk menepi dan mengambil dompet itu. Niat nya apa? cuma pengen tahu, kali aja masih ada yang bisa saya bantu selamatkan. xixixi... :devil:

Diberdayakan oleh Blogger.