Dulu aku sering menertawai setiap pasangan kekasih yang “putus-nyambung”. Aku katakan mereka aneh. Aku katakan mereka bodoh. Aku katakan mereka kekanak-kanakan.
Siapa yang mengira, bahkan hubungan “abu-abu” kita pun ternyata seperti itu. Hmmm…
***
Hari ini aku menghitung. Sudah berapa kali kita seperti ini? Satu kali? Dua kali? Lebih dari dua kali?
Gentian. Coba kau yang menghitung. Di setiap kita seperti ini, siapa yang lebih dulu maju dan menyelamatkan keadaan?
Kau? Ya. Maksudku pulsamu yang selalu dihabiskan. Tapi siapa yang berinisiatif? Siapa yang memulai lebih dulu? Siapa yang memancing komunikasi? Kau tahu? Aku, sayang. Aku!
Kau mungkin tidak peduli.
Atau dengan mudahnya saat ini kau berkata, “beginilah adanya saya. Mau diapa lagi?”
>.< Kau tahu apa yang hilang saat aku memulai percakapan kita? Harga diriku. Sekeping harga diriku. Sekeping demi sekeping. Prinsip hidupku. Kau tahu itu? Apakah kau pikir seorang perempuan pantas meminta? Aku masih berpikiran konfensional dan merasa jijik pada perempuan –termasuk diriku- yang mengatakan “teleponka. Sekarang.” Okelah kalau itu untuk membahas sesuatu yang penting. Tapi mengapa kau tak pernah berinisiatif duluan? Ketika keadaan memburuk kenapa kau tidak mau maju duluan? Oke kau tidak merasa perlu membujukku. Aku bukan siapa-siapamu. Tapi kenapa untuk berinisiatif atau sekedar bertanya, “mengapa wajahmu cemberut? Sesuatu mengganggu hatimu? Katakan padaku ada apa denganmu?” Kau tidak bisa menanyakan itu? Kau gengsi? Karena ketika kau tidak menanyakan itu aku berpikir > kau tidak peduli dengan itu. Kau tidak merasa perlu. Kau tidak merasa aku penting dalam hidupmu.
Lalu untuk apa dulu kau katakan “sayang”? Untuk apa? Tujuanmu apa?
Atau kau tidak serius dengan pernyataan sayang mu?
Kau tidak sungguh-sungguh sayang?
Oh Tuhan, aku bahkan masih mengingat dengan jelas suaramu yang mengatakan, “karena saya sayangki. saya sayang sekali ki. nda ada alasan lain.”
Kau tahu itu artinya apa untukku?
Kau tahu tidak?
KAU TAHU TIDAK????
***
karya dari seorang gadis bernama Mirna Andriani
01.40 p.m
August, 4th 2010
@workshop
mewakili diriku
Popular Posts
-
Muth, kenapa tambah kecil saya lihat nak? Sudah isi mi kah? Sudah tinggal mi? Hamil mi muth? Pertanyaan om, tante, nenek, kakek, sepupu...
-
Bismillah... Kali ini saya akan menceritakan tentang pengalaman pertama saya bekerja setelah menyandang status pengangguran eSTeh. Tepatn...
-
Agustus 2017 Jam menunjukkan pukul 12 malam. Saya yang terbangun dari tidur lalu meraih hape yang tergeletak disamping bantal. Seperti...
Site Categories
Page view
111709
Blog Archive
-
2013
(39)
- Desember (1)
- November (2)
- Oktober (2)
- September (1)
- Agustus (1)
- Juli (2)
- Juni (1)
- Mei (2)
- April (1)
- Maret (5)
- Februari (19)
- Januari (2)
-
2011
(34)
- Desember (3)
- Oktober (1)
- September (2)
- Agustus (1)
- Juli (4)
- Juni (3)
- Mei (3)
- April (2)
- Maret (1)
- Februari (6)
- Januari (8)
ooo,, itu ceritanya mirna toh?? kukira cerita buatanmu sari,, hehehe,, btw follow ka juga nah di hadijah-putradjaya.blogspot.com,, ok,,
BalasHapus