Maaf atas mimpi ini


Jika kau tahu tentang mimpi itu, apa kau akan marah padaku??? *semoga saja tidak*

Aku ingin memberitahumu tentang sebuah mimpi. Sebuah mimpi dari seorang yang amat teramat kau sayangi. Setelah apa yang terjadi pada kita setahun silam, Aku takut dan tak tahu harus berbuat apa... bahkan untuk menceritakan ini padamu.
***

Pagi itu. Dengan kebiasaan bodohku, melamunkan hal-hal bodoh tentang kisahku yang selalu bisa membuatku tersenyum sambil mengendarai motor. Bahkan terkadang membuat orang-orang yang melihatku melempar senyum balik padaku, padahal senyum ini kubuat hanya untuk diriku yang selalu memikirkan hal-hal yang –mungkin- akan terjadi dimasa akan datang. Sebut saja –khayalan-

Seperti hari ini, di jalan utama Teknik. Tiba-tiba dia yang dibonceng kakaknya berhasil mendahului dan berbalik ke arahku sambil mengulum senyum aneh yang pernah ku lihat. Ahhh... dia lagi. Dia akhir2 ini berhasil membuat degub jantungku tak karuan karena memikirkan nasib persahabatan kita.

***

Aku cuek. Ku berjalan hingga akhirnya aku berhasil duluan masuk ke sebuah ruangan tempat kita biasa ngumpul dan dia menyusuliku. Seperti biasa, aku akan duduk di sebuah kursi dan memakai laptop dan koneksi internetnya yang katamu dan dirinya, aku harus berhati-hati pada pemiliknya. Dia datang dan tiba-tiba tertawa. Sampai akhirnya dia menceritakan penyebab dia tertawa dan senyum lebar pagi ini.

Dia memimpikanku. Mungkin karena kebersamaanku dengannya akhir-akhir ini hingga akhirnya aku terbawa ke alam mimpinya. Maaf, aku tak bermaksud untuk dekat dengannya beberapa akhir ini. Ini semua karena sebuah project yang kalau saja hardisk laptopku tidak full, aku ingin mengerjakannya sendiri tanpa meminta bantuan dan pinjaman laptopnya. Dan aku yakin kau sudah tahu alasan itu.

Tapi tunggu dulu, kau tak perlu khawatir, mimpinya tentangku berbeda dengan mimpinya tentang seseorang yang kerap kali dia cerita padamu. Tentang seseorang yang selalu berhasil membuatmu cemburu padanya. Namun sebersit pertanyaan kecil hadir dalam benakku, apakah dia akan menceritakan mimpi ini padamu juga? Aku ragu..

Dia bercerita dalam mimpinya, aku dan dia akan MENIKAH... Betapa kagetnya diriku... Dia menceritakan kisah mimpinya semalam sambil tertawa dan berusaha mengingat semua potongan-potongan yang sempat terlewati. “Sudah, jangan diingat lagi” kataku padanya yang tiba-tiba diam dan tetap berusaha mengingat kembali mimpi itu. “lucu saja. Padahal semalam aku tidak memikirkanmu sama sekali

Dia lalu melanjutkan ceritanya. Ternyata di alam mimpi, Orang tua kami ternyata sudah saling mengenal hingga akhirnya kami dijodohkan setelah orang tua kami tahu kalau dia itu naksir denganku.  Entah Bagaiamana ceritanya, akhirnya hari itu datang juga, Aku dan dia berada dalam sebuah pelaminan, memakai pakaian adat Khas Makassar.  Sebelum prosesi Ijab Kabul, aku menjauh darinya berusaha berbicara pada ayahku. Dia hanya melihatku. Entah apa yang aku perbincangkan hingga akhirnya aku kembali duduk disampingnya. Dan ketika sang penghulut menanyakan kembali bagaimana kelanjutan pernikahan ini, aku hanya terdiam dan akhirnya dialah yang mengambil keputusan. Dia menolak pernikahan ini dan kami TIDAK JADI menikah.

Alhamdulillah,, syukurlah,, kusuka endingnya. Hahaha...” kataku padanya. Aku dan dia hanya tertawa. Kau tahu?? Aku sangat lega, sangat senang dan sangat bersyukur atas akhir mimpi itu. Aku ingin memberitahumu, ingin menceritakan mimpi ini padamu. Ingin ada kau disaat dia menceritakannya padaku hingga tidak terjadi kesalah pahaman.

Namun setelah aku membaca beberapa tulisanmu, aku ragu. Jangan sampai kau membuat sebuah tulisan yang Subjectnya ditujukan padaku. aku tak mau merusak kepercayaanmu. Aku janji tak akan mengkhianatimu.

Semoga kau tak salah paham.

***

08:23 a.m March, 31 st 2011

Sebuah cerita kecil setelah membaca tulisan  
 “Jangan Mimpikan Dia Malam Ini”


2 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.