A little Secret Things About Samuri

Berawal dari percakapan di group MAMs. Kak Ama yang suka memakai hastag #KarenaSombongHarusMaksimal memembuat suatu Challenge hore-hore berhadiah untuk para member MAMs dengan tema  "Hal unik tentang dirimu yang ga semua orang tau",

Jujur tema ini terbilang menantang karena tidak semua orang pun berani mengungkapkan keunikan yang dimilikinya. Sayapun begitu. Tulisan ini sudah berhari-hari berada di draft namun masih mikir-mikir apakah akan saya publish atau tidak. 😆


 So.. Here we are a little secret about me :

1. Makanan


Saya tipikal kalau sudah suka sama suatu jenis makanan, akan sering memakannya hingga akhirnya saya bosan dan eneg sendiri. Kalau dirunut-runut, Bapak lah yang punya peran penting dalam kebiasaan saya ini. Bapak senang melihat anak-anaknya makan dengan lahap.
😎 

Pernah suatu hari Bapak membawa beberapa bungkus roti cokelat ke rumah. Rasanya enak dan saya meminta untuk dibelikan lagi. Keesokan harinya Bapak membawakan roti dalam jumlah banyak. Tiap hari. Hingga akhirnya saya bosan dan berkata "Pak, Jangan meki lagi belikanka roti" 😂 
   
Sewaktu SMP. Setiap pulang dari kursus BHS. Inggris, mama selalu meminta dibungkuskan Mie TitiTiga kali seminggu saya selalu membawa pulang Mie Titi ke rumah. Mama yang sangat menyukai Mie Titi tidak pernah bosan menyantapnya. Saya? Jangan ditanya. Untuk melihat bungkusannya saja sudah tidak berselera.

Saya tidak suka makan sayur, cuma kuahnya saja. Kalaupun dipaksa makan sayur, saya memilih sayur yang ditumis dan hanya kangkung, kol, kacang panjang dan buncis; labu kuning (tapi dimasak sayur bening), terong ungu (tapi digoreng), dan sup. Itupun dalam jumlah seiprit. Paling tidak suka makan sayuran pahit. Kalau makan ayam hanya suka paha, sayap, ampela dan lehernya. Kalau makan coto cuma pesan jantung, paru, & limpa. Daging sapi sukanya kalau di goreng asam. Semua jenis seafood saya suka. Karena mama gak suka makan kambing, saya pun jadi ikutan gak suka. Hahaha.. Kalau ikan bolu, suka makan bagian perutnya atau kepala ikan. Karena itu Mama sering memarahi saya kalau ikannya jadi bolong-bolong. 😺

2. Aroma
 
Pernah suatu hari paksu kaget ketika saya menyuruhnya pelan-pelan membawa motor. Waktu itu di pintu masuk kampus Unhas sedang ada pemotongan rumput. Yahh Aroma rumput/tanaman yang lagi dipangkas membuat saya ingin duduk dan menikmati wanginya. Dan juga bau bensin. 😂

3. Pemilih
 
Kalau jajan terus dikasi kembalian uang lusuh pasti minta tukar dengan uang yang agak bagusan. Selalu senang bisa menemukan uang yang latto-lattoUang yang kelihatannya masih baru akan saya usahakan untuk disimpan. Sampai akhirnya uang di dompet semuanya sudah latto-latto dan mau tidak mau harus diikhlaskan untuk dipakai membayar belanjaan. Hahaha..😂 Trus kalau belanja di swalayan kebiasaan saya hampir sama dengan kak Ama, jarang mengambil barang dibarisan terdepan display.

4. Suka menyimpan sesuatu
 
Saya suka menyimpan sesuatu hal yang memiliki kenangan dan terkadang mengira masih dapat dimanfaatkan nantinya. Akan tetapi Bapak dan Paksu menganggap kalau saya saja yang malas membuang sampah. hahaha.. Saya suka menyimpan resi atm, struk belanjaan, kertas ataupun notes dan kantong kresekan. Berbagai jenis pulpen baik itu masih berfungsi ataupun tidak. Buku catatan jaman TK sampai SMApun akhirnya dibuang karena di rumah sudah tidak ada lagi ruang penyimpanan yang tersisa.
 
5. Efek menjadi anak bungsu
 
Saya anak ketiga dari 3 bersaudara. Saya sudah sangat-amat-nyaman menjadi anak bungsu. Saya tidak pernah mau punya adik. Mama melahirkan saya ketika beliau masih berumur 27 tahun. Setelah melahirkan, mama memilih KB spiral yang terpasang selama 20 tahun. Hingga suatu hari mama mulai merasakan sakit dikesemua badannya, bukan PMS, terlebih dikarenakan haid mama sudah tidak teratur lagi. Kadang haid kadang tidak. Setelah berkonsultasi dengan dokter, di umur saya ke 21 tahun akhirnya Mama melepas KB. Perkiraan beliau sudah tidak haid lagi ~ monopause. Tapi ternyata salah. KB sudah dilepas dan mama HAID. Hello.. MAMA HAID! 😩 Dan hampir setahun saya selalu khawatir kalau mama nantinya hamil. Alhamdulillah, doa saya pun terkabulkan. Mama sudah monopause. Dan saya tidak punya adik. 😇  Kalau kata keluarga, jangan pernah menitip sepupu atau keponakan ke saya, yang ada anaknya akan nangis mencari-cari mamanya. #ehh. Entah mengapa, saya suka membuat anak-anak menangis.

Saya suka tidur di kamar Mama. Ada perasaan nyaman-aman-tentram-damai-dan sentosa kalau tidur di kamar mama. Dari kecil hingga sudah punya suami pun terkadang saya masih sering tertidur di kamar Mama. Mama tetap selalu menganggap saya adalah putri kecilnya dan Bapaklah orang yang akan selalu membangunkan saya agar kembali ke kamar. 

Ketika masih kelas 1 SD pernah minggat dari rumah. Xixixi.. Anehnya sebelum minggat saya lapor ke Mama dulu. Ambil tas, packing baju, lalu cusss... Mama yang melihatku keluar membawa tas kemudian menyuruh kakak pertama untuk mengintai. Saya pun mempercepat jalan, berlari dan bersembunyi. Masih terekam jelas, waktu itu saya bersembunyi di sumur orang. Hahaha... Seperti bermain petak umpet. Akhirnya saya ketahuan. Kakak yang kelihatan sudah tidak mood, memaksa saya pulang ke rumah. Mengambil tas dan mengawasi setiap langkah saya. Saya pun kembali ke rumah. Sayangnya saya tidak mengingat apa alasan saya waktu itu namun sangat bersyukur bisa kembali berada di rumah.

Last but not least.. Sebenarnya nama asli  di akte kelahiran saya hanya "Sari Mutmainna" tanpa "Rifai" 🙈. Nama saya berubah menjadi "Sari Mutmainna Rifai" karena requestan saya agar nama di akte saya diganti. Hahaha.. Ceritanya Waktu kecil hingga kelas 6 SD, keluarga saya suka membully dan mengatakan kalau saya ini bukan anak kandung orang tua saya. Entah anak pungutlah, anak tertukarlah, anaknya angko-angko lah. Pokoknya dulu, baik itu sepupu, tante, ataupun om sering membuat saya menangis dengan candaan itu. Maklum diantara bersaudara hanya mata saya yang sipit dan diperkuat lagi hanya nama saya saja yang tidak memakai nama Bapak "Rifai" diakhir nama. Kedua kakak saya, Gazaly Rifai dan Soraya Fadyla Rifai, mereka punya di aktenya. Dengan polosnya sambil nangis-nangis bombay, saya menanyakan siapa sebenarnya orang tua kandung saya. Seperti adegan drama sinetron, anak tertukar. Hahaha.. Karena sudah terlanjur percaya dan hanya bisa percaya atas dasar bukti akte kelahiran yang tidak dapat diubah, Bapak meminta Mama untuk menghadap ke Kepala Sekolah SD agar nama di ijazah SD nantinya tidak mengikuti nama di akte kelahiran. Dan akhirnya semenjak itu nama saya berubah menjadi "Sari Mutmainna Rifai". Tidak adalagi bully-an anak pungut ataupun anak tertukar. Toh ternyata makin besar saya makin mirip dengan mama. 😏 

In case kalau saja masih ada yang belum tahu, nama Samuri yang sering saya pakai untuk bersosial media merupakan singkatan dari nama lengkap saya, Sari Mutmainna Rifai. Karena nama Sari dan Mute terlalu mengglobalisasi akhirnya terbentuklah initial tersebut. 😁

Untuk saat ini, hanya itu saja yang bisa saya ungkapkan mengenai rahasia kecil Samuri. Hahaha.. Sekian dan terima kasih.

***

Tulisan ini saya ikut sertakan dalam challenge hura hura berhadiah yang dibuat oleh kak Ama. Semoga saja bisa menang biar dapat voucher makan Sushibizkid @50K atau voucher @50K Macora Kitchen. Kalau pun tidak, voucher makan sop saudara di Tello boleh juga tuh kak Ama 😍 (ninja).

3 komentar:

  1. Waah sama. Saya juga senang aroma rumput yang sedang dipangkas atau aroma tanah yang basah karena hujan. Kalo di supermarket sy jg suka ngambil barang di bagian belakang. Ga pernah ngambil di bagian depan hihi

    BalasHapus
  2. Samuriii chann.. senang bisa tau lebih banyak rahasia2 kecil, padahal sudah kenal lama #eh dulu jadi ingat sering nongkrong di rumahnya sari. Salam sama keluarga yaa :)

    Btw, selamat atas samurichan.com nya.. semoga rajin2 update (padahal saya sendiri butuh motivasi hihihi).

    Semangat selalu 😘😘

    BalasHapus
  3. yeaaay...domain baru. maafkan baru sempat mampir. skr lebih kenal dgn sari dehh

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.